“Saya masih ingat betul, kira-kira tahun 1996, saat itu PDI masih belum perjuangan diserbu dan ditindas, kemudian muncul gerakan rakyat sampai pada 1999 ikut pemilu dan menang,” ungkap Ganjar.

Menurut capres berambut putih itu, perlawanan rakyat saat itu dilakukan dengan berbagai. Termasuk lewat sablon kaus.

“Atribut tidak seragam, ada tampah digambar, ada dinding dicorat-coret, dan ada satu tradisi yang tidak hilang ada baju atau kaos yang disablon seperti ini,” ucap Ganjar.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu menyampaikan apresiasi atas dukungan dari para relawan. Dia menyebutkan kemenangan Pilpres 2024 nantinya bukan untuk Ganjar-Mahfud, tapi untuk masa depan bangsa Indonesia.

“Saya sampaikan terima kasih atas dukungannya. Ini bukan soal Ganjar, ini bukan soal Mahfud, dan ini bukan soal kekuasaan, tapi ini demi masa depan Indonesia,” tegas Ganjar.